Cerita Tentang Orang-Orang Bercerita





Kumpulan cerita (Kumcer) karya A.S. Laksana ini berisi 12 cerita. Penulis buku kumcer ini dikenal sebaai sastrawan, jurnalis, dan pegiat pelatihan penulisan. Bukunya terkait kepenulisan antara lain Creative Writing: Tips dan Strategi Menulis Cerpen dan Novel (2005) dan Ebook 101 Hal yang Wajib Diketahui untuk Mahir Menulis (2012). Ia juga termasuk satu dari sekian penulis Indonesia yang ikut serta dalam acara Franfrurt Book Fair 2015, Oktober lalu.

Ada banyak kisah unik yang diceritakan A.S. Laksana dalam buku kumcer ini, seperti cerita orang kehilangan kunci rumah yang sebetulnya sudah mati dan dikutuk menjadi anjing (Anjing Kecil di Teras Rumah, hlm 58). Cerita orang yang menceraikan istrinya karena ada orang ketiga -yang sudah mati bahkan sebelum ia menikahi istrinya, tapi istrinya belakangan sering memimpikannya setiap malam (Orang Ketiga di Malam Hari, hlm 67).

Secara umum cerita A.S. Laksana berkisar orang-orang bercerita. Kita tidak menemukan semacam heroisme dalam ceritanya. Kita disuguhi cerita tentang pencerita. Dan penuh teka-teki dalam alur ceritanya. Kita dibuat penasaran untuk menduga, dan berpikir cerdas untuk memahami alur ceritanya. Seperti menonton film detektif, kita dibuat tercerahkan maksud dari teka-teki tadi di akhir beberapa cerita. 

Dibuat Penasaran
Iklan dalam cover belakang buku ini tidak muluk-muluk: “kompleks tanpa berpretensi merumit-rumitkan diri”. Sehinga kita tidak perlu berimajinasi kehidupan suku tertentu yang belum kita ketahui sebelumnya. Atau memahami dialog dengan berbekal catatan kaki dari penulis. Karena setting ceritanya berkisar kota Semarang, Jogja, dan Jakarta.  Setting ceritanya membumi saja, tapi alurnya tak terduga, mengelabui pembaca. 

Dan latar ceritanya disampaikan dengan cara membuat pembaca ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi? Misalnya, setelah penjelasan agak panjang mengenai kisah di masa lalu dan deskripsi rumah si tokoh dalam ceritanya, A.S. Laksana menutup paragraf itu dengan kalimat:

“Di balkon depan kamar itulah mereka duduk bersebelahan, dua hari sebelum ia memasang tanda rumah dijual” (Dijual: Rumah Dua Lantai, hlm 4).

Kemudian si tokoh lelaki terlibat dalam konflik di mana istrinya meminta bercerai. Dan rasa penasaran atas kalimat di atas baru terjawab pada hlm 10:

“Si suami mengatakan malam itu, sebelum mengahiri percakapan, bahwa rumah yang mereka tempati sebaiknya dijual saja sebab semuanya sudah berakhir.”

Bagi pembaca cerpen-cerpen Koran yang terbit di hari Minggu. Cerita dalam buku ini sudahlah tidak asing. Meski begitu, kumcer ini masih memberi pikat bagi pembaca sebab kematangan gaya penceritaannya yang khas dan alurnya tak terduga.(*)  

Arif Rohman
 Kudus, 11 November 2015


Judul Buku : Si Janggut Mengencingi Herucakra: Kumpulan Cerita
Penulis : A.S. Laksana
Penerbit : Margin Kiri
Cetakan : Pertama, Oktober 2015
Tebal : viii + 133 Halaman
ISBN : 978-979-1260-49-7

 

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Cerita Tentang Orang-Orang Bercerita"

Post a Comment