Mengenang Antusiasme akan karya Andrea Hirata

Andrea Hirata yang sukses dengan Tetralogi Laskar Pelangi, kini hadir lewat novel Sirkus Pohon. Novel ini direncanakan sebagai sebuah trilogi. Seperti ada kerinduan atas kesuksesan Laskar Pelangi, Andrea kembali menulis novel trilogi, dan dengan animo besar atas film adaptasi novel-novelnya, besar kemungkinan Sirkus Pohon akan kita saksikan filmnya beberapa tahun kemudian.

Secara tampilan buku, Sirkus Pohon dikemas dengan apik; ilustrasi pemain sirkus di pohon dengan warna-warni pada cover buku, juga dilengkapi beberapa ilustrasi disela-sela awal bab dan bagian tertentu.

Koordinator  tadarus buku di Bilik Literasi Solo, M. Fauzi Sukri, mengatakan, novel Sirkus Pohon seperti satu sisi kepingan mata uang yang bersisian dengan Laskar Pelangi. Menurutnya, Andrea masih pada pola dasar karyanya selama ini: Mereka adalah manusia pejuang yang gigih demi asmara, keluarga, persahabatan, atau pekerjaan mulia meski dianggap rendah secara sosial (Jawa Pos, 10/09/2017).

Sirkus Pohon berisi enam babak, dengan masing-masing babak terdiri dari beberapa bab. Andrea membuka cerita dengan menulis:
“Baiklah, Kawan, kuceritakan kepadamu soal pertempuranku melawan pohon delima di pekarangan rumahku dan bagaimana akhirnya pohon itu membuatku kena sel, lalu wajib lapor setiap Senin di Polsek Belantik.” (halaman 2)

Saya mengawali gemar membaca buku, diantaranya dengan membaca karya-karya Andrea Hirata. Bahkan saya pernah mengkhatamkan Edensor dan Maryamah Karpov melalui ebook format “pdf” yang saya convert menjadi format “txt”. Supaya bisa saya baca di handphone, sebelum marak smartphone dengan aplikasi baca ebook dari Playstore.

Andrea mengaku menulis Sirkus Pohon dengan kemampuan menulis yang baru ia pelajari, dan dibanding novelnya terdahulu yang ditulis kurang dari sebulan, Sirkus Pohon ditulis lebih dari 2 tahun, risetnya saja butuh 4 tahun. Namun, membaca Sirkus Pohon, saya merindukan antusiasme saat membaca Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, Padang Bulan, dan Sebelas Patriot.

Barangkali, antusiasme itu sudah mulai terkikis setelah beberapa tahun mencoba membaca karya penulis lain, seperti dari A.S. Laksana, Eka Kurniawan, Eko Triono, Budi Darma, Faisal Oddang, Hamsad Rangkuti, dan Mahfud Ikhwan. Jadi, mendapati Sirkus Pohon sebagai bacaan hari ini, mengingatkan saya pada perkataan orang tentang mengembangkan selera baca.

Arif Rohman, Aktif di Komunitas Fiksi Kudus (Kofiku)

Judul : Sirkus Pohon
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Tahun : Cetakan Pertama, Agustus 2017
Tebal : xiv + 410  halaman
ISBN : 976-602-291-409-9

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Mengenang Antusiasme akan karya Andrea Hirata"

Post a Comment