Mengajar (Sedikit) seperti Finlandia

Membicarakan sekolah terbaik di dunia saat ini, kita akan membicarakan Finlandia. Maka, kita mungkin sepakat, buku Mengajar seperti Finlandia, sejak dari judul sudah menarik untuk dibaca. Tak heran buku ini pernah masuk daftar buku best seller di koran yang terbit hari Minggu.

Buku ini ditulis oleh guru yang mengajar di Finlandia. Kita akan membaca bagaimana pola mengajar yang ada di Finlandia dipraktikkan tidak serta merta oleh penulisnya, Timothy D. Walker.
Timothy, awalnya seorang guru yang bekerja keras di Amerika. Saking kerja kerasnya ia sering kelelahan dan akhirnya mengajukan cuti kerja. Beberapa waktu kemudian ia memutuskan pindah ke Finlandia, negara asal istrinya.  Tim telah banyak menulis pengalaman mengajar, untuk berbagai media, antara lain Education Week Teacher, Educational Leadership, dan juga menulis diblognya, yaitu Taught by Finland.

Tentang profesi guru, Tim mulai membenarkan laku teman-temannya, yang setelah lima tahun jadi guru pindah profesi. Tapi, lamaran kerja Tim ke beberapa sekolah di Finlandia ada yang menyambut. Ia mengajar kelas 5 di sekolah  yang ada di Helsinki. Pada mulanya Tim masih terbawa kebiasaan mengajar di Amerika. Seperti saat Tim memahami betapa pentingnya jam istirahat lima belas menit setiap satu jam pembelajaran. Buku ini sedikit banyak membandingkan pola mengajar yang ada di Amerika dan di Finlandia.

Dalam pengantar, Pasi Sahlberg menulis: “Jika Anda mampu melakukannya dengan ide-ide yang disampaikan (dalam buku ini), Anda akan mengajar sedikit seperti Finlandia.” Sastrawan Indonesia, yang beberapa waktu lalu mengikuti residensi kepenulisan di Finlandia, A.S. Laksana, menulis esai berjudul Sekolah yang Sulit Ditiru (Jawa Pos, 5 November 2017).

Setelah menyadari sekolah di Finlandia menyedikan makan siang gratis. A.S. Laksana menulis: “Berarti memang tidak bisa diterapkan di Indonesia. Yang sekarang bisa dilakukan di Indonesia paling adalah eksperimen-eksperimen kecil, mungkin di tingkat kabupaten, oleh seorang bupati gila yang memiliki kesadaran bahwa pendidikan yang bagus adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.”
Setelah membaca pendapat orang lain tentang susahnya meniru sekolah di Finlandia, barangkali, tidak membuat buku ini tidak layak dibaca. Buku ini menawarkan jalan tengah bagaimana kepada kita, yang mungkin tertarik meniru pola pembelajaran di Finlandia.

Setidaknya, jika semakin banyak orang yang mengetahui pola pembelajaran seperti di Finalndia, akan berguna bagi kita sebagai guru atau pemangku kebijakan atau orang tua misalnya.

Sebagai individu, pun berguna sebagai bekal kita menyicil memperbaiki laku mendidik kita. Hari ini, kita tahu, ada Komunitas Guru Belajar yang sedang tumbuh di berbagai daerah di Indonesia, ada pula progam Kelas Inspirasi yang membawa misi mengenalkan berbagai profesi kepada anak-anak agar tak hanya bercita-cita jadi dokter atau polisi.

Minat anak muda untuk menjadi relawan mengajar di wilayah terluar terpencil di pelosok Indonesia juga cukup tinggi. Saya kira itu beberapa contoh bagaimana kita menyicil upaya perbaikan pendidikan di Indonesia.

Saran Kebijakan

Buku ini juga bisa dijadikan pertimbangan untuk membuat kebijakan pemerintah. Kita tentu mengingat kebijakan mengantarkan anak ke sekolah di tahun ajaran baru, dan kebijakan 15 menit  membaca buku sebelum pembelajaran.

Setelah membaca buku ini, kita juga bisa mempertimbangkan kebijakan jam istirahat 15 menit setiap satu jam pelajaran, yang sudah dipraktikkan guru  Finlandia sejak tahun 1960-an. Menurut Tim, istirahat ala Finlandia ini tidak hanya berhubungan dengan waktu luang, tapi juga cara untuk membuat anak-anak tetap fokus, yaitu dengan menyegarkan otak mereka.

Atau memberi kesempatan anak-anak untuk ikut merencanakan kegiatan sekolah, sekaligus bagaimana mendapatkan biayanya. Pada buku ini kita melihat siswa kelas 6 Tim, mengusulkan menjual kue untuk biaya Kemah Sekolah, dan bahkan menentukan tujuan lokasi kemahnya-yang awalnya, menurut Tim itu seharusnya tugasnya sebagai guru.

Kita tentu mengakui, negara ini belum bisa menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Masih ada bangunan sekolah yang ambruk, masih ada daerah yang belum teraliri listrik, infrastruktur jalan yang belum memadai, dan kesulitan-kesulitan lainnya, yang mungkin, menjadi alasan satu keluarga bunuh diri.

Barangkali benar, kita tidak mudah mengajar seperti Finlandia. Sehingga dalam pengantar, dikatakan, jika kita bisa meniru ide-ide dalam buku ini kita akan mengajar sedikit seperti Finlandia.

--Arif Rohman, tinggal di Kudus. Instagram: @arifrohman.1992

Judul: Teach Like Finland/ Mengajar seperti Finlandia. 33 Strategi Sederhana untuk Kelas yang Menyenangkan
Penulis: Timothy D. Walker
Penerbit: Grasindo
Cetakan: I, Juli 2017
Tebal: xxix + 197 halaman
ISBN: 978-602-452-044-1

Catatan: Ini versi panjang dari resensi yang dimuat Tribun Jateng, Booklovers - Minggu, 26 Februari 2018 halaman 24 dengan judul "Mencontek Cara Mengajar di Finlandia".

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Mengajar (Sedikit) seperti Finlandia"

Post a Comment