Melamun Karena Kasmaran


Seorang yang jatuh cinta kerap melamun, seolah asyik sendiri dengan layar televisi yang tayang di dalam benak. Membaca buku sehimpun puisi Kasmaran karya Usman Arrumy, saya jadi melamunkan beberapa hal tentang orang yang sedang jatuh cinta.

Pada mukadimah buku ini, Usman mengakui latar belakangnya sebagai penyair berangkat dari naluri remaja yang sedang kasmaran. Saya jadi teringat kutipan di dalam sebuah buku kiat menulis: Seorang tiba-tiba menjadi penyair yang produktif ketika sedang jatuh cinta. Mengapa kita bisa tiba-tiba jadi penyair produktif? Ijinkan ingatan lain tentang kutipan dari sebuah film India menjawabnya: Seorang yang jatuh cinta bisa melakukan apa saja. Kesimpulannya jatuh cinta akan membakar bara kepenulisan.

Puisi-puisi yang tersaji dalam Kasmaran,  dibagi empat bagian, diurutkan berdasarkan titi mangsa penulisan: 2016, 2015, 2014, dan 2013. Usman sendiri memiliki kebiasaan menerjemahkan puisi dari bahasa arab ke bahasa indonesia dan juga sebaliknya. Ia telah menerjemahkan puisi Sapardi Djoko Damono ke dalam bahasa arab, terbit dengan judul Hammuka Daimun (2016, Dar Tweeta, Egypt).

Sapardi Djoko Damono dalam prolog, mengatakan puisi-puisi dalam buku ini jika melihat konteks kehidupan penyairnya merupakan upaya meneruskan tradisi puisi sufi yang sudah ada sejak zaman dulu dan dikembangkan di Timur Tengah –mengingat Usman seorang santri dan kuliah di Al Azhar University.

Sedang Acep Zamzam Nor yang lukisannya menjadi cover buku ini, dalam epilog menilai puisi pada bagian mana yang menurutnya paling baik, di luar itu tentu masing-masing pembaca punya penilaian sendiri. 

Puisi-puisi Usman kerapkali ditulis dengan pola pengungkapan yang hampir serupa dan diulang-ulang. Hingga enak dibaca dan dicerna. Kebanyakan diksi-diksi yang dipilih melibatkan cinta, Tuhan, dan seseorang.

Para pembaca mungkin sependapat setelah membaca buku ini, kalau puisi-puisinya cocok dibacakan untuk sang kekasih. Cobalah cicipi secuil puisi yang berjudul Kasmaran (halaman 31):

Aku berniat menyalin senyummu ke dalam puisi/ Hurufnya kukutip dari bayi yang rindu jadi janin/ Senyummu tersusun dari campuran sari tebu dan senja// Aku berikrar memindahkan kecantikanmu ke dalam puisi/ Abjadnya kunukil dari pohon yang rindu jadi benih/ Kecantikanmu terbentuk dari sisa kenangan di atas kertasku.

--Arif Rohman, tinggal di Kudus. Instagram: @arifrohman.1992

Judul : Kasmaran
Penulis : Usman Arrumy
Penerbit : DIVA Press
Tahun : Cetakan Pertama, September 2017
Tebal : 144 halaman
ISBN : 976-602-391-416-6

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Melamun Karena Kasmaran"

Post a Comment