Kisah Soekarno Saat Jepang Menjajah





Sekilas membaca judul buku ini, mengingatkan buku ampuh karya Soekarno berjudul Di Bawah Bendera Revolusi (1964). Bisa jadi, dilihat dari sisi penjualan buku, kemiripan judul ini akan membuat orang (tertarik) membeli buku ini. Namun, kiranya lebih baik, bila buku ini menggunakan judul yang tidak terlalu mirip dengan buku lain. Lebih-lebih sekarang ini, banyak buku Soekarno yang diterbitkan ulang. Kemiripan judul buku akan memberi kesan ini buku epigon.

Buku ini dilengkapi foto terkait dengan bahasan dalam bab. Mengajak pembaca memahami kisah Soekarno dan Jepang tidak hanya dari kata-kata. Tetapi juga gambar. Terlebih foto yang ditampilan dari sumber-sumber terpercaya, seperti foto Soekarno di Gedung Landraad (pegadilan), Bandung, 1930, saat dituntut Hindia Belanda atas kegiatan politiknya, foto itu bersumber dari Deppen (hlm 3), foto Bung Karno duduk bersama Panglima Besar Angkatan Darat Jepang ke-16 Jenderal Imamura di Istana Merdeka, foto itu bersumber dari koleksi Aiko Kurasawa (hlm 62), dan masih banyak foto lainnya. 

Jika kita berkunjung ke toko buku. Kita akan menyimpulkan bahwa penulis buku ini, Peter Kasenda, konsen menulis buku sejarah. Berkaitan dengan Soekarno, ia juga pernah menjadi editor buku berjudul 90 Tahun Bung Karno (Simponi,1991) dan  Bung Karno Tentang Marhaen dan Proletar (Grasindo, 1999). Menulis buku Sukarno Muda Biografi Pemikiran 1926-1933 (Komunitas Bambu, 2010); Heldy Cinta Terakhir Bung Karno (Penerbit Buku Kompas, 2011); Hari-Hari Terakhir Sukarno (Komunitas Bambu, 2012), Bung Karno Panglima Revolusi (Galang Pustaka, 2014); dan Soekarno, Marxisme dan Lenninsme (Komunitas Bambu, 2014). Sederet judul tersebut setidaknya membuktikan penulis ini sudah ‘akrab’ dengan Soekarno.

Buku ini berisi kisah liku perjuangan Soekarno pada masa penjajahan Jepang. Soekarno berada di ranah abu-abu. Di satu sisi, ia harus menjalankan perintah dari Jepang. Di sisi lain, Soekarno giat memperjuangkan aspirasi kaum nasionalis. (hlm xi)

Kedatangan Jepang di Indonesia disambut baik oleh rakyat Indonesia. Oleh karena ramalam Raja Jayabaya, yang menyebut Indonesia akan di selamatkan oleh bangsa berkulit kuning. Hal ini pun sempat menimpulkan kesalahpahaman bagi pejuang kemerdekaan Indonesia.

Harapan yang diberikan Jepang lewat pamflet berbunyi “orang berkulit kuning akan datang dari utara untuk membebaskan orang Indonesia dari perbudakan Belanda. Maka carilah orang kuning”. Menjadikan ketua Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), Abikoesno menemui Nakayama Yoshito. Mengkonfirmasi janji kemerdekaan yang didengungkan Jepang. Pada akhirnya pertemuan itu malah menjadikan bendera merah putih dilarang berkibar di pulau Jawa. Impian indah itu pun buyar. (hlm 46-47)

Buku ini juga mengisahkan Soekarno dan romusha. Bagi sebagian orang karena propaganda Sekutu, menganggap Soekarno membela Jepang. Dan mendukung pengiriman romusha Indonesia. Soekarno memang mengakui tidak menyelamatkan nyawa para romusha. (hlm 132)

Namun, itu adalah pilihan untuk menyelamatkan jutaan rakyat Indonesia. Terlebih Indonesia sudah dekat dengan kemerdekaannya yang sudah diperjuangkan ratusan tahun itu. Soekarno beralasan “ada dua jalan yang bisa dilakukan, yang satu tindakan revolusioner. Tetapi akan menimbulkan pertumpahan darah serta  menelan banyak korban seperti pemberontakan PETA di Blitar, dilakukan terlalu scepat dan kita belum siap. Sedangkan jalan kedua, bekerjasama dengan Jepang sambil mengkonsolidasikan kekuatan serta  menanti saat mereka jatuh. Aku mengikuti jalan kedua.” (hlm 133)

Kita melihat sendiri akhirnya, pilihan Soekarno itu benar. 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka. Dan teks proklamasi dibacakan setelah ditandatangani Soekarno dan Hatta. Bendera merah putih pun berkibar dan lagu Indonesia raya berkuamandang. Indonesia raya merdeka-merdeka//Tanahku negeriku yang kucinta.(*)

Arif Rohman
 Kudus, 07 Juli 2015

*) Resensi buku ini tayang di Koran Jakarta pada hari Jumat, 10 Juli 2015.

Judul : Soekarno di Bawah Bendera Jepang (1942-1945)
Penulis : Peter Kasenda
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Cetakan : Pertama, 2015
Tebal : xiv + 194 halaman; 14 cm x 21 cm
ISBN: 978-979-709-944-2

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Kisah Soekarno Saat Jepang Menjajah"

  1. Hallo Guys Aku Mau Kasih Tau Nih BavetlineOke Lagi Promo Nih Dengan Depo 70K Dapa 100K Lohh !!
    Prediksi pertandingan malam ini
    1. Celta Vigo vs Racing Genk (Odds 0 : 3/4 )
    2. Lyon vs Besiktas (Odds 0 : 1 )
    Daftarkan Dengan Kode Referall Aku Yah “ BAVETJ 02 “ Dengan Deposit 70K Dapat 100K Hanya Di
    ( BAVETLINEOKE.COM ) / http://bavetline88.com/

    ReplyDelete